Pengertian, Fungsi dan Mekanisme Rem ABS yang Pelu Diketahui

Rem adalah sebuah sistem yang digunakan untuk menghentikan atau menurunkan kecepatan kendaraan. Sistem rem ini bekerja dengan cara mengubah energi kinetik (gerakan) menjadi energi panas melalui gesekan antara komponen-komponen yang terlibat di dalamnya.

Rem umumnya terdiri dari beberapa komponen seperti pedal rem, master rem, kaliper, piston, disc atau drum rem, dan kampas rem. Sistem rem dapat dibagi menjadi beberapa jenis seperti rem tromol, rem cakram, rem hidrolik, dan rem ABS. Fungsi utama dari sistem rem adalah untuk menjaga keamanan pengendara dan penumpang di dalam kendaraan.

Lalu bagaimana dengan rem ABS?

Pengertian Rem ABS

Rem ABS (Anti-lock Braking System) merupakan sebuah sistem rem modern yang dirancang guna mencegah roda kendaraan terkunci saat pengereman mendadak. Sistem ini bekerja dengan menggunakan sensor yang terpasang pada setiap roda kendaraan untuk mendeteksi ketika roda mulai terkunci saat pengereman. Setelah itu, sistem akan memodulasi tekanan rem pada roda yang terkunci secara periodik sehingga roda tetap berputar dan kendaraan tetap terkendali. 

Dengan demikian, rem ABS dapat memberikan pengereman yang lebih efektif dan aman pada situasi keadaan darurat dan pada permukaan jalan yang licin, seperti saat hujan atau salju. Hal ini karena sistem rem ABS dapat meminimalkan jarak pengereman dan membuat kendaraan lebih stabil saat berhenti. Rem ABS biasanya terpasang pada mobil-mobil modern dan sekarang juga telah tersedia pada sepeda motor.

Sistem rem ABS (Anti-lock Braking System) pertama kali dikembangkan pada tahun 1920-an oleh seorang insinyur Inggris bernama Gabriel Voisin. Namun, teknologi ini tidak populer hingga tahun 1950-an dan 1960-an ketika sistem rem ABS pertama kali digunakan pada pesawat terbang.

Pada tahun 1966, perusahaan otomotif Chrysler memperkenalkan sistem rem ABS pada mobilnya yang disebut "Bendix Electrojector". Sistem ini dijual dalam jumlah terbatas dan hanya digunakan pada model mobil tertentu.

Pada tahun 1970-an, sistem rem ABS mulai digunakan pada mobil-mobil balap dan mobil mewah. Kemudian pada tahun 1980-an, sistem rem ABS mulai diadopsi oleh banyak produsen mobil dan menjadi fitur standar pada mobil-mobil yang lebih mahal.

Pada tahun 1990-an, rem ABS mulai tersedia pada mobil-mobil dengan harga yang lebih terjangkau dan pada saat yang sama, teknologi ini terus berkembang dengan fitur-fitur tambahan seperti sistem kontrol traksi dan sistem kontrol stabilitas.

Saat ini, rem ABS telah menjadi fitur standar pada sebagian besar mobil dan sepeda motor modern. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya sistem rem ABS dalam meningkatkan keamanan pengendara dan penumpang di jalan raya.

Fungsi Rem ABS

Fungsi utama rem ABS (Anti-lock Braking System) adalah untuk mencegah roda kendaraan terkunci saat pengereman mendadak. Ketika pengemudi melakukan pengereman yang tiba-tiba, tekanan rem yang terlalu kuat dapat menyebabkan roda kendaraan terkunci dan kehilangan traksi pada permukaan jalan. Hal ini dapat membuat kendaraan menjadi tidak stabil, sulit dikendalikan, dan bahkan berpotensi menyebabkan kecelakaan.

Dengan sistem rem ABS, sensor yang terpasang pada setiap roda kendaraan akan mendeteksi ketika roda mulai terkunci saat pengereman. Setelah itu, sistem akan memodulasi tekanan rem pada roda yang terkunci secara periodik sehingga roda tetap berputar dan kendaraan tetap terkendali.

Dengan demikian, rem ABS dapat memberikan pengereman yang lebih efektif dan aman pada situasi keadaan darurat dan pada permukaan jalan yang licin, seperti saat hujan atau salju. Hal ini dapat meminimalkan jarak pengereman dan membuat kendaraan lebih stabil saat berhenti, sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan yang disebabkan oleh pengereman mendadak.

Mekanisme Rem ABS

Mekanisme kerja sistem rem ABS (Anti-lock Braking System) terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu:

1. Sensor: Terdapat sensor pada setiap roda kendaraan yang akan mendeteksi kecepatan putaran roda kendaraan. 

2. Kontroler: Terdapat sebuah kontroler yang akan mengumpulkan data dari sensor dan memprosesnya untuk menentukan apakah roda terkunci atau tidak.

3. Pompa Hidrolik: Terdapat pompa hidrolik yang mengatur tekanan rem pada setiap roda kendaraan.

4. Aktuator: Terdapat aktuator yang berfungsi mengatur tekanan rem pada setiap roda kendaraan.

Ketika pengemudi melakukan pengereman, sensor pada setiap roda akan mendeteksi kecepatan putaran roda kendaraan. Jika sensor mendeteksi bahwa roda mulai terkunci, maka kontroler akan memerintahkan aktuator untuk mengurangi tekanan rem pada roda tersebut. Hal ini dilakukan dengan membuka dan menutup katup pada pompa hidrolik sehingga tekanan rem pada roda dapat dikontrol secara periodik.

Dengan mengurangi tekanan rem pada roda yang terkunci, roda dapat berputar kembali dan kendaraan tetap terkendali. Proses ini akan terus berlangsung selama pengereman berlangsung, sehingga roda tidak akan terkunci dan kendaraan tetap stabil.

Dalam beberapa sistem rem ABS modern, terdapat fitur tambahan seperti kontrol traksi dan kontrol stabilitas yang akan meningkatkan performa dan keamanan sistem rem ABS.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak